Assalamu'alaikum...
Bismillaahirrahmannirrahiim...
Isteri Kecintaan Rasulullah SAW.
Di hati Rasulullah, kedudukan Aisyah sangat istimewa, dan itu tidak dialami oleh isteri-isteri beliau yang lain. Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik dikatakan,
"Cinta pertama yang terjadi dalam islam adalah cintanya Rasulullah kepada Aisyah radiallahu'anhu."
Di dalam riwayat Tirmidzi dikisahkan,
"Bahwa ada seseorang yang menghina Aisyah di hadapan Ammar bin Yasir sehingga Ammar berseru kepadanya, 'sungguh celaka kamu. Kamu telah menyakiti isteri kecintaan Rasulullah."
Selain itu ada juga kisah lain yang menunjukkan besarnya cinta Nabi kepada Aisyah, dan itu sudah diketahui oleh kaum muslimin saat itu. oleh karena itu kaum muslimin senantiasa menanti-nanti datangnya hari giliran Rasulullah pada Aisyah sebagai hari untuk menghadiahkan sesuatu Nabi SAW.. Keadaan seperti itu menimbulkan kecemburuan di kalangan isteri Rasulullah lainnya. tentang hal itu Aisyah pernah berkata,
"Orang2 berbondong2 memberi hadiah pda hari giliran Rasulullah padaku. Karena itu teman2ku (isteri Nabi yang lainnya) berkumpul di tempat ummu salamah. Mreka berkata, 'Hai Ummu salamah, demi Allah orang2 berbondong2 memberikan hadiah pada hari giliran Rasulullah di rumah Aisyah, sedangkan kita juga ingin memperoleh kebaikan sebagaimana yang diinginkan oleh Aisyah.' Melihat reaksi seperti itu, Rasulullah meminta kaum muslimin untuk memberikan hadiah kepada Beliau pada hari giliran isteri Rasulullah yang mana saja. Ummu Salamah pun telah menyatakan keberatan kepada Rasulullah. Dia berkata, 'Rasulullah berpaling dariku. Ketika Beliau mendatangi aku, aku pun kembali memperingatkan hal itu, tetapi Beliau berbuat hal yang serupa. ketika aku mengingatkan Beliau untuk yang ketiga kalinya, beliau tetap berpaling dariku, sehingga akhirnya Beliau bersabda, 'Demi Allah, wahyu tidak turun kepadaku selama aku berada di dekat kalian kecuali ketika aku dalam satu selimut bersama Aisyah.'"
(HR Muslim)
Sekalipun perasaan cemburu istri2 Rasulullah terhadap Aisyah sangat besar, mereka tetap menghargai kedudukan Aisyah yang sangat terhormat. Bahkan ketika Aisyah wafat, Ummu salamah berkata, Demi Allah, dia adalah manusia yang paling beliau cintai setelah ayahnya (Abu bakar).
Suatu waktu, Rasulullah ditanya oleh Amru bin 'Aash,"siapakah manusia yang paling engkau cintai?"Beliau menjawab, "Aisyah!" Umar bertanya lagi, "dan dari kalangan laki-laki?" Beliau menjawab, "ayahnya!"(Hadist muttafaqun 'alaihi)
Suatu hari Shafiyah binti Huhay (isteri Rasulullah)meminta kerelaan Rasulullah melalui Aisyah, yaitu sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Aisyah Radiallahu'anhu,
"Suatu ketika Rasulullah enggan mendekati Shafiyah binti Huhay bin Ahthab. Karena itu Shafiyah berkata kepada Aisyah, 'Hai Aisyah,apakah engkau dapat merelakan Rasulullah kepadaku? Dan engkau akan akan mendapatkan hari bagianku.' Aisyah menjawab,'Ya!' Kemudian Aisyah mengambil kerudung yang ditetesi za'faran dan disiram dengan air agar lebih harum. Setelah itu dia duduk di sebelah Rasulullah, namun Beliau bersabda, 'ya Aisyah, menjauhlah engkau dariku. Hari ini bukan hari bagianmu.' Aisyah berkata, 'ini adalah keutamaan yang diberikan Allah kepada dia yang dikehendaki-Nya.' Aisyahkemudian menceritakan duduk permasalahannya dan Rasulullahpun rela kepada Shafiyah."
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Aisyah sangat memperhatikan sesuatu yang menjadikan Rasulullah rela. Dia menjaga agar jangan sampai Beliau menemukan sesuatu yang tidak menyenangkan darinya. Karena itu salah satunya,dia senantiasa mengenakan pakaian yang bagus dan selalu berhias untuk Rasulullah.
Dalam penetapan hukum pun, Aisyah kerap langsung menemui wanita-wanita yang melanggar syariat islam. Suatu ketika dia mendengar bahwa kaum wanita dari Hamash di Syam, mandi di tempat pemandian umum. Aisyah mendatangi mereka dan berkata,
"Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda, 'perempuan yang menanggalkan pakaiannya di rumah selain rumah suaminya maka dia telah membuka tabir penutup antara dia dengan Tuhannya.'"
(HR Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Aisyah pun pernah menyaksikan adanya perubahan pada pakaian yang dikenakan wanita-wanita islam setelah Rasulullah wafat. Aisyah menentang perubahan tersebut dan berkata,
"Seandainya Rasulullah melihat apa yang terjadi pada wanita (masa kini), niscaya Beliau akan melarang mereka memasuki masjid sebagaimana wanita Israel dilarang memasuki tempat ibadah mereka."
di dalam Thabaqat, Ibnu Saad mengatakan bahwa Hafshah binti Abdirrahman menemui Ummul-Mukminin Aisyah r.a.. Ketika itu Hafshah mengenakan kerudung tipis. Secepat kilat Aisyah menarik kerudung tersebut dan menggantinya dengan kerudung yang tebal.
Menjelang wafat, Rasulullah meminta izin pada istri2nya untuk beristirahat di rumah Aisyah selama sakitnya hingga wafat. Dalam hal ini Aisyah berkata, "Merupakan kenikmatan bagiku, karena Rasulullah wafat dipangkuanku."
sudahkah Anda (akhwat muslimah) mencontoh yang dicontohkan Aisyah Radiallahu'anhu??silahkan introspeksi diri anda...
wallahua'lam bishowab...
mhon dikoreksi bila ada kata-kata yang salah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari bertukar ilmu...
silahkan ingatkan bila ada kesalahan dalam penulisan.
salam ukhuah...